Kamis, 25 Juni 2009

Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Jakarta Utara

Jakarta Utara sebagai salah satu wilayah kota administrasi di Provinsi DKI Jakarta memiliki sumber daya lingkungan yang sangat potensial. Dilihat dari letak geografis, Jakarta Utara memiliki potensi wisata yang besar. Walikota Jakarta Utara dalam pertemuan koordinasi antar instansi di wilayah Jakarta Utara dalam beberapa hari lalu dalam rangka persiapan ulang tahun Jakarta yang direncanakan dilaksanakan pada tanggal 26 Juli 2009 di Gelanggang Olahraga Bahtera Jaya, mengatakan bahwa Pemerintah Walikotamadya Jakarta Utara serius membangun jaringan wisata pantai yang terhubung dengan lokasi wisata budaya lainnya di seluruh Jakarta Utara.
Kelancaran dan kesuksesan acara pada tanggal 26 Juli 2009 merupakan momentum yang sangat strategis sebagai salah satu langkah awal membangun citra positif pada beberapa daerah potensi wisata air. Selain itu, juga aktivitas pengembangan pembinaan olahraga air akan meningkat. Dengan membangkitkan perhatian seluruh kekuatan sumber daya dari berbagai instansi dan stakeholder di wilayah Jakarta Utara tidak mustahil apa yang telah menjadi harapan masyarakat untuk memperoleh banyak pilihan lokasi wisata yang memikat dan terjangkau dapat segera terwujud pada lima tahun ke depan. Dengan tersedianya infrastruktur yang memadai di seluruh wilayah jaringan wisata tersebut, maka kesejahteraan masyarakat setempat secara berangsur-angsur akan meningkat.
Gelanggang Olahraga Bahtera Jaya sebagai bagian dari Instansi Teknis Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi DKI Jakarta selain sebagai Pusat Pembinaan Olahraga Air seperti Dayung, Selancar Angin, layar dan sky air juga merupakan wisata alternatif yang terjangkau bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah di Jakarta. Dengan semakin banyaknya masyarakat mengenal Gelanggang Olahraga Bahtera Jaya, maka secara tidak langsung akan membantu program pemassalan dan pembibitan olahraga air. Target keberhasilan pembinaan olahraga air tersebut salah satunya akan terlihat pada peroleh emas PON 2012. Gedung Gelanggang Olahraga Bahtera Jaya ini juga dimanfaatkan untuk Kantor Transit Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu dan sebagian Satuan Polisi Pamong Praja (Nug).

Minggu, 24 Mei 2009

Invitasi Silat InternasionaI Perisai Diri 2010



Perisai Diri Jakarta berencana melaksanakan kejuaraan Silat Internasional pada tahun 2010. Tahun 2009 ini, pihak Pengurus Daerah Perisai DIri Jakarta telah melakukan segala persiapan dalam rangka mensukses kegiatan besar ini dan menjadi tuan rumah yang baik. Direncanakan tempat pelaksanaan di Gedung Pencak Silat Taman Mini Indonsesia Indah, Jakarta (Nug).

Selasa, 05 Mei 2009

Konsep Pengembangan Perpustakaan Diklat DKI Jakarta 2007-2011

Perpustakaan memiliki peran sebagai unsur pendukung untuk meningkatkan prestasi, dan kualitas peserta diklat serta peningkatan mutu lembaga pemerintah. Selain hal tersebut, perpustakaan berfungsi sebagai salah satu faktor yang mempercepat akselerasi transfer ilmu pengetahuan.

Perpustakaan memiliki peran strategis sebagai fasilitator, mediator, dan motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalaman. Perpustakaan juga berperan sebagai agen perubahan, pembangunan dan kebudayaan umat manusia (Sutarno, 2003).

Sebagai perpustakaan khusus kedinasan, Perpustakaan Diklat Provinsi DKI Jakarta diharapkan dapat menyediakan bahan pustaka dan media lainnya sebagai pelengkap pengetahuan dalam melaksanakan tugas kediklatan. Bahan pustaka yang lengkap dapat memberikan kemudahan bagi pegawai memperoleh informasi yang lebih menyeluruh ketika mengevaluasi, memperbaiki dan memabangun suatu kurikulum pendidikan dan pelatihan. Sehingga jenis diklat yang ditetapkan dapat benar-benar dapat membantu dan menjadi alternatif peningkatan kinerja pegawai.

Lingkup tugas pengelolaan perpustakan Diklat Provinsi DKI Jakarta yang meliputi pelayanan pengunjung, pengelolaan dan penyediaan bahan pustaka, perawatan dan informasi lainnya yang dikemas dalam bentuk artikel perlu disampaikan informasinya secara periodik sebagai salah satu sumber informasi terbaru yang mudah dan cepat dibaca. Kreativitas pengelola dan dana yang tersedia sangat berperan dalam menentukan perkembangan kemajuan perpustakaan kedinasan.

Peran perpustakaan kedinasan tidak dapat dilepaskan dari peran pepustakaan umum. Sebagai contoh adalah ketika peserta Seminar Nasional dan Workshop Pengembangan Perpustakaan Modern Terkoneksi dan Bersahabat yang diselenggarakan oleh Forum Perpustakaan Umum Indonesia pada tanggal 23-25 Oktober 2008 di Hotel Cempaka, Jakarta Pusat berkunjung Perpustakaan Mahkamah Konstitusi RI, takjub dengan area terbatas tetapi memiliki sarana dan prasarana yang lengkap dan moderen melampaui sarana perpustakaan umum di tingkat Kabupaten. Perpustakaan tersebut merupakan perpustakaan kedinasan. Perannya sangat strategis dalam menyediakan bahan pustaka sebagai bahan kajian dalam proses membangun konstitusi negara RI yang lebih baik dan dapat dirasakan keadilannya oleh semua lapisan masyarakat. Hendaknya secara umum perpustakaan kedinasan di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga memiliki misi sebagai berikut:

1. Meningkatkan profesionalisme SDM perpustakaan.

2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas bahan pustaka dan jasa perpustakaan.

3. Mengembangkan aplikasi teknologi informasi untuk perpustakaan.

4. Mengembangkan minat dan budaya membaca pegawai dan masyarakat terbatas.

5. Melestarikan bahan pustaka tercetak dan terekam.

Jumlah pengunjung yang jauh lebih banyak dari peminjam buku menunjukkan keunikan budaya pegawai dalam memanfaatkan perpustakaan Diklat. Namun tidak berarti bahwa para pegawai tidak berminat untuk membaca, tetapi lebih melihat pada kondisi tuntutan pekerjaan yang memungkinkan waktu membaca terbatas. Sehingga dari data yang ada menunjukkan bahwa pengunjung lebih memilih berita-berita singkat dari media cetak/koran dan internet dari pada buku. Ini menunjukkan perhatian yang besar dari para pengunjung terhadap perkembangan proses berbangsa dan berdemokrasi di Indonesia. Hal ini sekaligus juga informasi yang kontradiktif dengan asumsi data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2006 menyatakan bahwa masyarakat kita belum menjadikan kegiatan membaca sebagai sumber utama mendapatkan informasi, orang lebih memilih TV (85,9%) dan/atau mendengarkan radio (40,3%) ketimbang membaca koran (23,5).

Strategi yang dilakukan untuk mengelola Perpustakaan Diklat agar menarik pengunjung lebih banyak menggunakan jasa pelayanan perpustakaan secara umum adalah dengan menyediakan informasi yang membantu usaha memperkaya pengetahuan dan teknologi dan secara khusus dengan perubahan regulasi sebagai berikut :

1. Secara interaksi internal melalui mengakumulasi hasil tulisan dan penelitian pegawai tugas belajar maupun alumni diklat dan mekanisme copyrigt.

2. Secara interaksi eksternal melalui pertukaran koleksi, penjajagan silang layan dan screening koleksi.

3. Teknologi Informasi menyediakan on-line data dengan web diklat, intranet, pemanfaatan SDM perpustakaan dengan pelatihan untuk meningkatkan kinerja.

4. Mengoptimalkan ketersediaan ruangan dengan penataan dengan menyediakan media informasi yang menarik seperti penyediaan media artikel yang lebih luas, media monitor TV dan almari display buku.

Minggu, 03 Mei 2009

SUMBANGAN ALQUR’AN DAN PERPUSTAKAAN PADA ZAMAN KEEMASAN ISLAM TERHADAP PERADABAN MODERN

Di dunia ilmu pengetahuan yang sangat luas ini tanpa kita sadari bahwa terdapat lembaga-lembaga pemerintah maupun non pemerintah yang sangat strategis dalam memberikan informasi ilmu pengetahuan yang luas. Lembaga tersebut antara lain seperti Perpustakaan. Istilah kata perpustakaan berasal dari kata pustaka (Indonesia) artinya buku dan sama seperti kata asing lainnya seperti Library (Inggris): liber, libri (Latin), Bibliotheek (Belanda); bibliothek (Jerman); bibliotheque (Perancis); bibliotheca (Spanyol dan Portugal), Bible : biblia ( Yunani). Dari kata pustaka tersebut terbentuklah kata turunan antara lain perpustakaan, pustakawan, kepustakawanan, kepustakaan, dan ilmu perpustakaan.

Jadi perpustakaan itu sendiri dapat diartikan sebuah kumpulan buku atau bangunan fisik tempat buku dikumpulkan, disusun menurut sistem tertentu untuk kepentingan pemakai. Sementara dalam arti tradisional, perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan majalah. Walaupun dapat diartikan sebagai koleksi pribadi perseorangan, namun perpustakaan lebih umum dikenal sebagai sebuah koleksi besar yang dibiayai dan dioperasikan oleh sebuah kota atau institusi, dan dimanfaatkan oleh masyarakat yang rata-rata tidak mampu membeli sekian banyak buku atas biaya sendiri. Perpustakaan secara umum didirikan dengan maksud untuk menyimpan dan memencarkan ilmu pengetahuan.

Kapan perpustakan mulai berdiri tidak pernah diketahui dengan pasti. Namun berdasarkan penelitian arkeologis, perpustakaan telah dikenal sejak peradaban Sumeria sekitar 5.000 tahun Sebelum Masehi. Perkembangan perpustakaan tersebut segera ditiru negara tetangganya seperti Babilonia. Pada waktu itu orang-orang purba menggunakan bahan tulis berupa tanah liat. Mula-mula tanah liat diempukkan, kemudian dibuat lempengan. Sewaktu masih lunak, tanah liat ditulisi, kemudian dikeringkan.

Pada masa awal kepemimpinan Islam yang dipimpin oleh Nabi Muhammad S.A.W. secara berangsur-angsur bangsa Arab mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam ilmu pengetahuan melalui Alqur’anul Karim. Pada masa itu terjadi sebuah lompatan besar perubahan budaya Ketika bangsa Arab masih banyak yang buta huruf dan hanya mengandalkan ingatan yang amat kuat tersebut, segala hasil karya pujangga-pujangga dan penyair-pernyair dan peristiwa-peristiwa maupun silsilah yang hanya dihafal begitu saja pada mulanya. Pada saat itu penyair merupakan sosok penting dalam kehidupan politik dan kemasyarakatn di Arab. Mereka sangat berpengaruh dalam perang propaganda. Namun semua itu menjadi hal yang sangat penting setelah turunnya ayat-ayat Alqur’anul Karim. Ayat demi ayat, surat demi surat dan ketika rasullullah membacakannya kepada orang-orang, maka banyak orang mengenalinya dalam tingkatan yang mengagumkan. Alqur’an lebih dari hasil karya yang sangat jauh melampaui kemampuan logika manusia yang terbatas.

Adanya pemikiran perlunya penyusunan tiap-tiap turunnya ayat-ayat Alqur’anul karim dimulai dari ketika Nabi mulai menyuruh menghafal dan menuliskannya di batu, kulit binatang, pelepah tamar dan apa saja yang bisa menjadi media tulis. Kepandaian menulis dan membaca itu amat dihargai dan digembirakan oleh Nabi. Ketika itu beliau berkata : “Di akhirat nanti tinta ulama-ulama itu akan ditimbang dengan darah syuhada’ (orang-orang yang mati syahid)”, dan sebagimana Firman Allah dalam surat 96 Al’Alaq ayat 3, 4, 5, yang artinya“Bacalah, dan Tuhanmu amat mulia. Yang telah mengajar dengan pena. Dia telah mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”, (Hasbi Ashiddiqi, 1989). Oleh karena itu bangsa Arab bertambahlah keinginan untuk belajar menulis dan membaca sampai dengan bertambah para penulis dan pembaca yang pandai. Seiring dengan itu mulai terdapat beberapa orang yang bersemangat dan berkemauan untuk menuliskan ayat-ayat yang telah diturunkan. Sehingga pada saat itu muncul penulis-penulis beliau yang terkenal antara lain Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Ubai bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit dan Mu’awiyah. Dalam proses penyusunan Alqur’an tersebut, sekali setahun Nabi disuruh oleh Jibril untuk mengulang memperdengarkan Alqur’an yang telah diturunkan. Untuk menjaga dari kesalahan penulisan Alqur’an, nabi sendiripun langsung melakukan koreksi dengan cara mengadakan pengulangan itu terhadap sahabat-sahabatnya. Sahabat-sahabat itu diminta beliau membacakan Alqur’an itu dimukanya, untuk menetapkan atau mebetulkan hafalan atau bacaan mereka.

Sejak peperangan Yamamah, para sahabat nabi mulai merasa khawatir akan gugurnya sahabat-sahabat yang lain dalam peperangnan selanjutnya, sehingga Umar mulai mengajak Abu Bakar, memanggil Zaid bin Tsabit untuk memulai pekerjaan yang sangat berat yaitu mengumpulkan ayat-ayat Alqur’an dari berbagai media saat itu seperti dari daun, pelepah kurma, batu, tanah keras, tulang unta atau kambing dan sahabat-sahabat yang hafal Alquran. Zaid bin Tsabit bekerja dengan amat teliti, sekalipun hafal Alqur’an, beliau masih memandang perlu untuk mencocokkan hafalan atau catatan sahabat-sahabat yang lain dengan disaksikan oleh dua orang saksi sehingga sampailah pada tersusunnya Alqur’an itu menurut urutan ayat-ayatnya sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Rasulullah, kemudian diserahkan kepada Abu Bakar.

Pelajaran apa yang dapat dipetik dari penyusunan Alqur’an yaitu sebuah budaya baru dan tuntunan baru bagaimana umat manusia menyusun sebuah buku yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan dan asal dari sumber informasi yang menjadi bahan sebuah tulisan. Dengan dasar Alqur’an, umat islam mulai bangkit dengan melakukan kajian di berbagai bidang seperti kedokteran, astronomi, etika perang, matematika, ilmu alam, kenegaraan dan masih banyak lagi ilmu pengetahuan yang dapat digali dari Alqur’an sehingga pada masa itu secara berangsur-angsur pengaruh Islam sangat cepat tersebar sampai ke belahan eropa dan seluruh dunia.

Islam pada saat itu telah banyak menyumbangkan teori-teori baru yang mana bangsa barat mengalami masa kegelapan di bidang ilmu pengetahuan. Tokoh-tokoh Islam yang besar tersebut antara lain seperti Muhammad bin Zakaria. Ia lebih populer dipanggil Al-Raz.i, orang pertama yang membuat jahitan pada perut dengan benang dibuat dari serat. Dia juga orang pertama yang berhasil membedakan antara penyakit cacar dengan campak. Dia pernah mendapat gelar Jalinus Arab (Galen of the Arab) karena ketokohannya sebagai pengajar di Rumah Sakit Baghdad, Irak.

Salah satu karyanya yang paling termansyur dari 10 buku yang telah disusunnya di bidang ilmu perobatan berjudul Al-Hawi Fi Ilm Al-Tadawi yang terdiri dari 30 jilid dan dirangkum ke dalam 12 bagian dan kini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan pelbagai bahasa dan menjadi bahan rujukan serta panduan dokter di seluruh Eropa hingga abad ke-17. Salah satunya yang monumental, adalah bahan serat untuk menjahit luka terbuka. Reaksi kimia tak luput dari pengamatannya. Termasuk pula di antaranya ilmu dan tatacara kimia yang menjelaskan pemrosesan air raksa, belerang (sulfur), arsenik, serta logam lain seperti emas, perak, tembaga, plumbum dan besi.

Sebagai seorang ilmuwan Islam dalam bidang perobatan, ketokohan al-Razi tidak terbatas dalam menimba ilmu dan mengarang buku semata-mata. Pada saat bersamaan, dia sering mengemukakan pemikiran yang kritis dalam menyumbangkan rumusan keputusan oleh kerajaan. Sebagai contoh ketika penguasa kerajaan meminta Al-Razi membangun sebuah rumah sakit di kota Baghdad, ia lantas menggunakan satu kaedah yang sangat baik untuk memilih lokasi rumah sakit tersebut. Al-Razi meletakkan sepotong daging di tempat yang berlainan di Baghdad dan daging itu dibiarkan saja sehingga menjadi busuk. Kemudian dia membangun rumah sakit di tempat yang dagingnya paling lambat busuk. Teorinya, tempat itu mempunyai udara bersih, sedikit pencemaran, dan lokasi sesuai untuk lokasi rumah sakit.

Sumbangan Al-Razi dalam bidang filsafat yang menjadi pilihan mengenai pencipta, jiwa manusia, hakikat, angkasa, dan masa. Kini, sekitar 40 manuskrip karya Al-Razi tersimpan di museum dan perpustakaan di beberapa negara, seperti di Iran, Perancis, dan Inggris. Sepanjang hidupnya, tokoh ilmuwan ini tercatat telah menghasilkan sebanyak 224 judul buku, 140 diantaranya adalah dalam bidang pengobatan. Al-Razi meninggal dunia tahun 320Hijrah/932 Masehi. Sejarah mencatat, Al-Razi dilahirkan di Ray, Parsi (Iran) pada tahun 240 Hijriah/854 Masehi. Tak lain, dia adalah guru dari ilmuwan di bidang kedokteran yang sangat terkenal, Ibnu Sina.

Al-Jazari (1136-1206) mengembangkan prinsip hidrolik untuk menggerakkan mesin yang kemudian hari dikenal sebagai mesin robot. Al-Jazari adalah seorang tokoh besar di bidang mekanik dan industri. Lahir di al-Jazira. Ibnu Ismail Ibnu al-Razzaz al-Jazari mendapat julukan sebagai bapak Modern Engineering.

Lensa optik yang kita kenal sekarang, dibuat berdasarkan diagram lensa penemuan Ibnu al-Haitham pada abad ke 10. Ibnu al-Haitham dikenal sebagai cendekiawan terkemuka dalam beragam disiplin ilmu pengetahuan, seperti ilmu falak, matematika, geometri, pengobatan dan filsafat. Salah satu hasil karyanya dalam bidang optik yang tetap menjadi acuan hingga saat ini, tertuang dalam Kitab al-Manazir.

Selain tokoh Islam di atas terdapat seorang tokoh lainnya yang terkenal beserta hasil karyanya di bidang arsitektur. Ia seorang saintis dan teknolog yang dapat dijadikan teladan yaitu Mimar Shinan dari Turki. Beliau adalah juga seorang wali. Beliau dilahirkan di Anatolia pada tanggal 15 April 1489 dan meninggal dunia di Istambul pada 17 Juli 1588 dalam usia 99 tahun.

Ia dilahirkan sebagai seorang kristian dari pada keturunan Yunani atau Armenia. Pada tahu 1511 beliau masuk Islam dan belajar di sekolah di istana Sultan di bawah bimbingan Ibrahim Pasa. Di situlah dia diberi nama Islam Sinan. Beliau menjadi ‘chief architect’ dalam pemerintahan 4 (empat) sultan Usmaniah yaitu Sultan Salim I, Sultan Sulaiman II, Sultan Salim III dan Sultan Murad III. Beliau juga dikenal dan diakui sebagai insinyur pakar gempa pertama di dunia.

Hasil karyanya yang paling terkenal adalah Kompleks masjid Sulaiman di Istambul, walaupun yang paling dia banggakan adalah masjid Salim di Edirne yang dibangunnya pada tahun 1550 dan selesai pada tahun 1557. Ketika membangun masjid itu datang seorang arsitek Kristen yang berkata pada dia bahwa Mimar Sinan tidak dapat membangun bangunan yang kubahnya lebih besar dari Aya Sofia yang dibangun oleh arsitek Kristen. Ternyata dengan ketaqwaannya, Mimar Shinan diberi keupayaan oleh Allah untuk membangunkannya dan kubah masjid tersebut merupakan kubah yang terbesar di dunia pada saat itu, jauh meninggalkan Aya Sofia.

Hasil karya Mimar Sinan yang pertama adalah Masjid Sehzad yang dibangunnya pada tahun 1548 di Istambul. Selepas itu berbagai bangunan dibuatnya di sekitar Istambul seperti masjid Salim di Edirne, Masjid Rustam Pasha di Istambul, Masjid Mihrimah Sultan di Edirnekapi, Masjid Kadirga Sokullu di Istambul, Kompleks Masjid Sulaiman di Istambul yang terdiri dari masjid (berukuran 59 meter panjang, 58 meter lebar dan ketinggian kubah 53 meter), taman yang luas, dapur, 4 madrasah, 1 sekolah hadis, 1 rumah sakit, perpustakaan, 2 kompleks kuburan keluarga sultan dan hamam (pemandian umum). Dia juga membuat bangunan Taqiyya al Sulaimaniyya di Damascus yang sampai sekarang dipandang sebagai bangunan yang luar biasa dan masjid Banya Bashi di Sofia, Bulgaria yang saat ini merupakan satu-satunya masjid yang berfungsi di Sofia. Di saat gempa bumi hebat di Turki pada tahun 2000, puluhan ribu orang mati, ratusan bangunan modern runtuh, tapi bangunan-bangunan dan masjid-masjid karya Mimar Shinan masih tetap tegar berdiri. Orang-orang yang berada di dalamnya selamat. Selain itu orang yang berada di dalam bangunan-bangunan itu, ketika musim panas tidak merasa terlalu panas dan ketika musim dingin tidak merasa terlalu dingin. Sistem sirkulasi udaranya begitu optimal. Orang yang berbicara di mihrab atau podium, dapat didengar oleh semua yang berada dalam bangunan itu walaupun dia berkata dengan perlahan dan tidak menggunakan microfon. Ternyata dalam pembangunan bangunan-bangunan dan masjid-masjid tersebut Tuhan ilhamkan kepada dia berbagai aplikasi teknologi seperti : teknologi anti gempa, civil engineering, aerothermodynamics, aerothermo-acoustic, chemical engineering dan lain-lain, dimana formula dan rumusan mathematic-nya sendiri baru dapat ditemukan oleh para saintis barat pada akhir abad 19 atau abad 20.

Bagaimana dengan lembaga perpustakaan islam saat itu yang muncul dari perpustakaan-perpustakaan pribadi dan berkembang terus menjadi perpustakaan startegis bagi sumber ilmu pengetahuan sebuah negeri. Dari hasil literatur-literatur yang diperoleh penulis dapat contohkan perpustakaan pribadi pada masa peradaban Islam sebagaimana berikut :

a. Perpustakaan Al-Fath bin Khaqan (terbunuh tahun 247 H);

b. Perpustakaan Ibnu Khasyab (Wafat tahun 567 H);

c. Ibnu Khasyab adalah orang paling alim terhadap nahwu (gramatika Arab). Dia mempunyai pengetahuan luas tentang tafsir hadits, logika (manthiq) dan filsafat.

d. Perpustakaan Dar al Ulum” atau “Bait al-Hikmah;

Perpustakaan besar Islam yang pertama diperkirakan didirikan pada awal abad IX M oleh Khalifah Harun Al-Rasyid. Perpustakaan itu dikenal dengan sebutan “Dar al Ulum” atau “Bait al-Hikmah” yaitu suatu lembaga menyerupai universitas yang bertujuan untuk membantu perkembangan belajar, mendorong penelitian, dan mengurusi terjemahan teks-teks penting. Karena alasan ini dan terbuka bagi semua orang yang cakap menggunakannya, Baitul Hikmah telah mendatangkan efek yang panting bagi kehidupan intelektual waktu itu serta menjadi referensi umum. Bahkan Raja Louis XI dari Perancis sewaktu dalam perjalanan Perang Salib, mendapat ide dari pemikiran perpustakaannya yang pertama di Paris, yang merupakan cikal-bakal dan “Bibliotheque Nationale” masa kini itu dari perpustakaan-perpustakaan Islam di kawasan Laut Tengah. Akan tetapi perpustakaan itu baru terwujud beberapa abad kemudian.

e. Perpustakaan Nasional di Mesir didirikan pada tahun 1870

Pada tahun 1965 penerbitan di Mesir kurang lebih 195 ISBN sudah terdaftar. Pada tahun 1970 Perpusnas yang dulu fungsinya juga sebagai perpustakaan umum yang beroperasi dengan sistem perpustakaan nasional sebenarnya. Pada tahun 1971, NIDOC bagian daro perpusnas memiliki 78000 koleksi dan menerima 4000 terbitan berkala bantuan dari UNESCO. Pada tahun 1971, Perpustakaan dan tempat penyimanan arsip bergabung dengan nama General Book Organisation.

Demikian Alqur’an dan Perpustakaan dapat diuraikan sebagai awal adanya keterkaitan sejarah. Dari aspek penulisan buku yang beretika dan ilmiah pada bangsa Arab yang dimulai dari menghimpun berbagai media tulis dan rekaman para sahabat Rasulullah dan penghafal Alqur’an sehingga tersusunlah sebuah Alqur’an yang lengkap. Keberhasilan penghimpunan Alqur’an tersebut memberikan inspirasi bagi seluruh umat Islam khususnya dan dunia saat itu sebagai salah satu acuan etika untuk menyusun buku-buku ilmiah sesudahnya hingga saat ini dan secara nyata memberi kontribusi yang besar serta strategis bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan, dan penelitian untuk kesejahteraan dan kemajuan kehidupan umat manusia.

Daftar Pustaka

Almapii.( http://almaipii.multiply.com/journal/item/18)

Armstrong, Karen, Muhammad, A Biography of the Prophet (terjemahan), Risalah Gusti, Surabaya, 2003.

Goodreads.(www.goodreads.com/.file://localhost/I:/Pengel%20PPTK/Bahan%20Kajian%20Pengemb%20Pptk/Goodreads%20%20%20Perpustakaan%20Islam.mht)

Hasbi Ashiddiqi, Prof, Alqur’an dan Terjemahnya, Jaya Sakti Surabaya. Surabaya. 1989.

Sutarno NS, Tanggung Jawab Perpustakaan dalam Mengembangkan Masyarakat Informasi. Panta Rei, Jakarta. 2005.

Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan. Sagung Seto, Jakarta. 2006.

Visipramudia.(www3.jogjabelajar.org/sdmuhconcat/mod/forum/discuss.php?d=20 http://visipramudia.wordpress.com/tag/tokoh-islam/

Wahid'sSite(file://localhost/I:/Pengel%20PPTK/Bahan%20Kajian%20Pengemb%

20Pptk/wahid's%20Site%20-%20pengantar%20perpustakaan.mht)